Politikus PSI Ronald Aristone Sinaga Tanggapi Tudingan dan Kritik terhadap BRI

JAKARTA - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ronald Aristone Sinaga atau yang akrab disapa Bro Ron melontarkan kritikan keras terhadap pihak PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau (BRI) melalui akun media sosialnya.

Bro Ron menegaskan bahwa masalah yang kini tengah beredar luas di masyarakat bukanlah hasil dari tindakannya, melainkan dari internal BRI.

"Hei admin akun @bankbri_id sebelum coba-coba senggol saya, beresin dulu internal mu," tulisnya dalam unggahan pribadi akun Instagram resmi @brorondm, dikutip Minggu, 2 Februari.

Bro Ron mengungkapkan bahwa pada hari Kamis sebelumnya, telah mencoba mengklarifikasi masalah tersebut dengan kepala cabang BRI secara pribadi lewat pesan langsung. Namun, ia merasa bahwa tindakannya justru dibalas dengan intimidasi oleh admin media sosial BRI.

"Hari ini saya merasa diintimidasi oleh admin medsos @bankbri_id," tambahnya.

Bro Ron menegaskan bahwa ke depannya, jika ada temuan serupa di masyarakat, akan meminta klarifikasi secara terbuka di media sosial tanpa melalui jalur pribadi.

"Ke depannya, segala temuan di masyarakat akan saya minta klarifikasi secara terbuka di media ini, tanpa japrian-japrian lagi," ujar Bro Ron.

Lebih lanjut, Ia mengingatkan pihak BRI agar tidak merasa bisa bertindak sembarangan hanya karena mereka adalah perusahaan BUMN besar.

"Jangan karena merasa RAKSASA BUMN bisa semua atau sembarangan orang kalian intimidasi," ujarnya.

Bro Ron mengingatkan pihak BRI untuk menyelesaikan masalah internal mereka sebelum berani menyerang atau menanggapi kritik yang datang. "Bereskan rumahmu sebelum sok senggol saya!" pungkasnya.

Adapun untuk temuan yang menjadi sorotan publik ini terkait dengan dugaan potongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang dilakukan oleh pihak SDN 02 Lumpang, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor yaitu Kepala sekolah di sana disebut-sebut memotong dana sebesar Rp150.000 untuk anggota dewan dan Rp35.000 untuk biaya administrasi BRI. Masalah ini telah memicu polemik dan menjadi perhatian publik, mengingat program PIP ditujukan untuk membantu siswa kurang mampu.